Audit

Proses Pengauditan
The American Accounting Association sebagaimana dikutip oleh Watne (Watne:
1990) mendifinisikan pengauditan sebagai berikut: “Auditing is a systematic process of
objectively obtaining and evaluating evidence regarding assertions about economic
actions and events to ascertain the degree of correspondence between those assertions
and established criteria and communicating the results to interested users”.

Systematic Process
 Ini berarti pengauditan merupakan proses yang terstruktur
dan logis. Untuk sistem yang terkomputerisasi, pendekatan yang sistematis dalam
audit akan sulit dilakukan karena auditor tidak dapat melihat secara visual proses
yang dilakukan oleh komputer atau file yang dihasilkan.
Memahami Struktur Pengendalian Internal, Penilaian Resiko Pengendalian
dan Substantive Testing
Sebagai bagian dari proses sistematik di atas, auditor independen diharuskan
untuk memahami struktur pengendalian internal. Pemahaman ini diperlukan untuk
perencanaan audit. Tujuan memahami struktur pengendalian internal adalah untuk:
  1. Mengidentifikasi potensi salah saji yang mungkin akan terjadi dalam laporan 
  2. keuangan  Mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi resiko salah saji yang material 
  3. Merancang pengujian substantif yang akan digunakan
Agar bisa merancang audit, auditor independen harus memiliki pengetahuan yang
cukup tentang tiga elemen struktur pengendalian internal yaitu lingkungan
pengendalian, sistem akuntansi dan prosedur pengendalian.
Tahap berikutnya dari proses sistematis adalah menilai resiko pengendalian.
Penilaian resiko pengendalian adalah proses mengevaluasi efektivitas kebijakan
struktur pengendalian internal dan prosedur-prosedur untuk mencegah atau
mendeteksi salah saji yang material dalam laporan keuangan. Untuk hal ini auditor
melakukan test of control. Jika struktur pengendalian dirasa kuat maka auditor bisa
mengurangi prosedur audit berikutnya (substantive test) yang akan dilakukan.
Tahap berikutnya dari proses pengauditan adalah prosedur substantive test.
Substantive tests meliputi pengujian saldo (tests of balances) dan prosedur analisis
(analytical procedures) terhadap informasi keuangan. Tujuan pengujian ini adalah
menentukan apakah program komputer telah memproses transaksi dengan benar.
Dalam pengujian saldo auditor komputer akan memeriksa apakah isi master file dan
transaction file merupakan hasil proses komputer. Selanjutnya komputer akan sangat
membantu auditor independen dalam melakukan prosedur analisis. Komputer dengan
cepat dapat melakukan penghitungan rasio, trend analisis, menghitung prosentase dan
lain-lain.
Lingkungan pengendalian (control environment) adalah berbagai faktor yang bisa
memperkuat atau memperlemah efektivitas kebijakan dan prosedur yang dibuat oleh
perusahaan. Faktor-faktor tersebut meliputi:

  1. Filosofi manajemen dan gaya manajerial
  2. Struktur organisasi
  3. Fungsi dewan direksi dan dewan komite, terutama komite audit
  4. Metode pemberian otoritas dan tanggung jawab
  5. Metode pengendalian manajemen untuk memonitor dan menindaklanjuti kinerja manajerial, termasuk didalamnya fungsi internal audit
  6. Kebijakan dan praktek personalia 
  7. Bermacam-macam pengaruh ekternal terhadap operasional perusahaan.
Prosedur pengendalian (control procedures) adalah kebijakan dan prosedur yang
terkait dengan lingkungan pengendalian dan sistem akuntansi. Prosedur tersebut
meliputi:
  1. Otorisasi yang layak atas transaksi dan aktivitas
  2. Pembagian tugas
  3. Perancangan dan penggunaan dokumen dan catatan yang memadai
  4. Pengamanan yang memadai atas penggunaan assets dan catatan
 Memahami Stuktur Pengendalian
 
Auditor harus mamahami struktur pengendalian untuk merencanakan pengujian
atas saldo dan transaksi. Masalah yang harus dilihat dalam pengujian tersebut adalah:
· Jenis salah saji yang dapat terjadi
· Resiko jika suatu salah saji terjadi
· Faktor-faktor yang mempengaruhi perancangan substantive test
· Penilaian resiko bawaan (inherent risk)
· Materialitas
· Kompklesitas dan kerumitan operasional dan sistem perusahaan.
· Untuk mengerti tentang struktur pengendalian, auditor perlu mendapat informasi
tentang :
· Penggolongan transaksi perusahaan dalam laporan keuangan
· Bagaimana suatu transaksi terjadi
· Catatan akuntansi, dokumen pendukung, informasi yang hanya dapat dibaca
dengan bantuan komputer dan akun-akun khusus dalam laporan keuangan
· Bagaimana suatu transaksi diproses sehingga menghasilakan laporan keuangan.
· Proses pelaporan keuangan yang digunakan untuk menghasilakn laporan
keuangan, termasuk estimasi akuntansi dan penyajiannya.